Kholwat artinya kau menyepi sendiri dengan-Nya saja, nyepi ing howo, nyepi ing kedunyan, kau menolak segala hawa nafsu, kau menolak dan tak terikat hatimu dari seala kedunyaan dan kebendaan.
Hindarkanlah dirimu dari orang ramai dengan perintah Allah, dari nafasmu dengan perintah-Nya agar kamu pantas untuk menerima ilmu allah.
Tanda bahwa kamu telah menghindarkan diri dari,orang ramai adalah secara keseluruhan-nya kamu telah memutuskan segala hubungan kamu dengan orang ramai tidak ada ketergantungannya pada seorang majlukpun dan telah membebaskan seluruh pikiranmu dengan segala hal yang bersangkutan dengan mereka.
Tanda bahwa kamu telah putus dari nafsumu adalah, apabila kamu telah membuang segala usaha dan upaya untuk mencapai kepentingan keduniaan dan segala hubungan dengan cara-cara duniawi untuk mendapatkan suatu keuntungan dan menghindarkan bahaya.
Janganlah kamu bergerak untuk kepentinganmu sendiri. Janganlah kamu bergantung kepada dirimu sendiri di dalam hal-hal yang bersangkutan dengan dirimu.
Janganlah kamu melindungi dan menolong dirimu dengan dirimu sendiri. Serahkanlah segalanya kepada Allah, karena Dia-lah yang memelihara dan menjaga segalanya, sejak dari awalnya hingga kekal selamanya.
Dia-lah yang menjaga dirimu di dalam rahim ibumu sebelum kamu dilahirkan dan Dia pulalah yang memelihara kamu semasa kamu masih bayi.
Tanda bahwa kamu telah menghindarkan dirimu dari kehendakmu dengan perbuatan Allah adalah apabila kamu tidak lagi melayani kebutuhan-kebutuhanmu, tidak lagi mempunyai tujuan apa-apa dan tidak lagi mempunyai kebutuhan atau maksud lain, karena kamu tidak mempunyai tujuan atau kebutuhan selain kepada Allah.
Perbuatan Allah tampak pada kamu dan pada masa kehendak dan perbuatan Allah itu bergerak. Badanmu pasif, jatimu tenang, pikiranmu luas, mukamu berseri dan jiwamu bertambah subur.
Dengan demikian kamu akan terlepas dari kebutuhan terhadap kebendaan, karena kamu telah berhubungan dengan Al-Khaliq.
Tangan Yang Maha Kuasa akan menggerakkanmu. Lidah Yang Maha Abadi akan memanggilmu. Tuhan semesta alam akan mengajar kamu dan memberimu pakaian cahaya-Nya dan pakaian kerohanian serta akan menundukkan kamu pada peringkat orang-orang Alim terdahulu.
Setelah mengalami semuai ini, hati kamu akan bertambah lebur, sehingga nafsu dan kehendakmu akan hancur yang tidak lagi berisikan air walau setetespun.
Kosonglah dirimu dari seluruh perilaku kemanusiaan dan dari keadaan tidak menerima suatu kehendak selain kehendak Allah. Pada peringkat ini, kamu akan dikaruniai keramat-keramat dan perkara-perkara yang kuar biasa. Pada dzahirnya, perkara-perkara itu datang datimu, tapi yang sebenarnya adalah perbuatan dan kehendak Allah semata.
Oleh karena itu, masuklah kamu ke dalam golongan orang-orang yang telah luluh hatinya dan telah hilang nafsu-nafsu kebinatangannya. Setelah itu kamu akan nenerima sifat-sifat ke-Tuhan-an Yang Maha Tinggi.
Semua ini akan diberikan kepadamu setelah seluruh kehendak dan nafsu dalam dirimu sirna. Allah berfirman: "Sesungguhny Aku bersama mereka yang telah luluh hatinya karena Aku". Maka berkholwatlah selalu, meski dalam keramaian sekalipun.Wallahu A'lam Bishshawab
Mbah Futuhat Assajjadiyah
Hindarkanlah dirimu dari orang ramai dengan perintah Allah, dari nafasmu dengan perintah-Nya agar kamu pantas untuk menerima ilmu allah.
Tanda bahwa kamu telah menghindarkan diri dari,orang ramai adalah secara keseluruhan-nya kamu telah memutuskan segala hubungan kamu dengan orang ramai tidak ada ketergantungannya pada seorang majlukpun dan telah membebaskan seluruh pikiranmu dengan segala hal yang bersangkutan dengan mereka.
Tanda bahwa kamu telah putus dari nafsumu adalah, apabila kamu telah membuang segala usaha dan upaya untuk mencapai kepentingan keduniaan dan segala hubungan dengan cara-cara duniawi untuk mendapatkan suatu keuntungan dan menghindarkan bahaya.
Janganlah kamu bergerak untuk kepentinganmu sendiri. Janganlah kamu bergantung kepada dirimu sendiri di dalam hal-hal yang bersangkutan dengan dirimu.
Janganlah kamu melindungi dan menolong dirimu dengan dirimu sendiri. Serahkanlah segalanya kepada Allah, karena Dia-lah yang memelihara dan menjaga segalanya, sejak dari awalnya hingga kekal selamanya.
Dia-lah yang menjaga dirimu di dalam rahim ibumu sebelum kamu dilahirkan dan Dia pulalah yang memelihara kamu semasa kamu masih bayi.
Tanda bahwa kamu telah menghindarkan dirimu dari kehendakmu dengan perbuatan Allah adalah apabila kamu tidak lagi melayani kebutuhan-kebutuhanmu, tidak lagi mempunyai tujuan apa-apa dan tidak lagi mempunyai kebutuhan atau maksud lain, karena kamu tidak mempunyai tujuan atau kebutuhan selain kepada Allah.
Perbuatan Allah tampak pada kamu dan pada masa kehendak dan perbuatan Allah itu bergerak. Badanmu pasif, jatimu tenang, pikiranmu luas, mukamu berseri dan jiwamu bertambah subur.
Dengan demikian kamu akan terlepas dari kebutuhan terhadap kebendaan, karena kamu telah berhubungan dengan Al-Khaliq.
Tangan Yang Maha Kuasa akan menggerakkanmu. Lidah Yang Maha Abadi akan memanggilmu. Tuhan semesta alam akan mengajar kamu dan memberimu pakaian cahaya-Nya dan pakaian kerohanian serta akan menundukkan kamu pada peringkat orang-orang Alim terdahulu.
Setelah mengalami semuai ini, hati kamu akan bertambah lebur, sehingga nafsu dan kehendakmu akan hancur yang tidak lagi berisikan air walau setetespun.
Kosonglah dirimu dari seluruh perilaku kemanusiaan dan dari keadaan tidak menerima suatu kehendak selain kehendak Allah. Pada peringkat ini, kamu akan dikaruniai keramat-keramat dan perkara-perkara yang kuar biasa. Pada dzahirnya, perkara-perkara itu datang datimu, tapi yang sebenarnya adalah perbuatan dan kehendak Allah semata.
Oleh karena itu, masuklah kamu ke dalam golongan orang-orang yang telah luluh hatinya dan telah hilang nafsu-nafsu kebinatangannya. Setelah itu kamu akan nenerima sifat-sifat ke-Tuhan-an Yang Maha Tinggi.
Semua ini akan diberikan kepadamu setelah seluruh kehendak dan nafsu dalam dirimu sirna. Allah berfirman: "Sesungguhny Aku bersama mereka yang telah luluh hatinya karena Aku". Maka berkholwatlah selalu, meski dalam keramaian sekalipun.Wallahu A'lam Bishshawab
Mbah Futuhat Assajjadiyah
0 komentar:
Post a Comment