Kekejaman Sang Sunan - suara-onlin
Home » » Kekejaman Sang Sunan

Kekejaman Sang Sunan

Posted by Unknown
suara-onlin, Updated at: March 20, 2017

Rara Hoyi dibawa ke keraton Plered oleh pangeran Pekik dari Surabaya untuk menjadi selir Sunan Amangkurat Agung/I (1645-1677). Sang Kenya dititipkan kepada Tumenggung Wirarejo (Pangeran Lamongan), agar setelah cukup umur bisa dipersembahkan kepada sang Sunan.

Niat pangeran keturunan Sunan Ampel sangat baik, sebab Pangeran Pekik adalah mertua penguasa Mataram tersebut. Mertua mana yang mau membawa perempuan cantik untuk menjadi maru (saingan) anak perempuannya sendiri yang menjadi ratu kulon di Keraton Plered?


Namun Rara Hoyi yang memiliki paras cantik itu menarik hati Pangeran Adipati Anom Tejoningrat (Raden Mas Rahmat/sunan Amangkurat II), anak sekaligus calon pewaris tahta Sunan Amangkurat I.

Tejoningrat kasmaran pada pandangan pertama kepada Sang Kenya. Tumenggung Wirarejo tidak kuasa menolak keinginan Sang Adipati Anom untuk bertemu dan berbagi kasih. Rara Hoyi juga jatuh cinta pada Tejoningrat, mereka menjalin cinta secara diam-diam.

Pangeran Pekik akhirnya juga mengetahui kedekatan cucunya itu dengan Rara Hoyi. Bekas penguasa Surabaya itu berpikir bahwa Sunan Amangkurat I tidak akan marah kepada Tejoningrat sebab seorang Sunan tidak pantas berebut perempuan dengan anaknya sendiri.

Namun pahlawan, penakluk Gresik yang berjuluk Gagak Emprit itu salah. Sunan Amangkurat I marah besar kepada Tumenggung Wirarejo maupun pangeran Pekik.

Kedua orang yang banyak berjasa pada Mataram itu dihukum bersama keluarga dan pengikutnya. Tercatat ada 60 orang pengikut Pangeran Pekik dan seluruh keluarganya dibantai di Banyusumurup.

Sedangkan Pangeran Adipati Anom gagal diracun oleh utusan orang tuanya, akhirnya diperintahkan membunuh Rara Hoyi, perempuan cantik itu akhirnya mati di ujung keris Sang Pangeran.

Raja yang di awal kekuasaanya ditandai dengan pembunuhan 3.000 bekas bawahan ramandanya. Disusul dengan perintah untuk membunuh 5.000 ulama dan keluarganya.

Penguasa yang kehilangan kewarasannya di ujung usianya itu mengeluarkan perintah untuk menghukum secara kejam semua laki-laki yang tidak mengunduli rambutnya.

Pemilik nama kecil Raden Mas Sayidin itu hari-harinya terakhirnya dihabiskan untuk adu ayam dan main layang-layang sampai kemudian seorang laki-laki gagah keturunan Demang Malaya dari Sampang menjungkalkannya dari tahta Mataram.

Di sarikan dari sumber-sumber berikut: Sejarah Raja-Raja Jawa karya krisna Bayu dan lain-lain, Sejarah Karaton Mataram Karya Hamaminata Nitinagoro, Babad Tanah Jawi karya W.L Olthof, History of Java karya Thomas Raffles dan beberapa Sumber lainnya.

Ditulis oleh: Makinuddin Samin

Share This Post :

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2015 suara-onlin.
Design by Creating Website and CB Design