LEIDEN is LIJDEN - suara-onlin
Home » » LEIDEN is LIJDEN

LEIDEN is LIJDEN

Posted by Unknown
suara-onlin, Updated at: December 11, 2016

Oleh: Tubagus Irwan Winardi

Seorang saudagar konglomerat kaya raya dilaporkan oleh saudaranya kepada Ali bin Abi Thalib.


“Wahai Amirul Mukminin, aku mempunyai seorang saudara. Dia telah mengubah total cara hidupnya. Dia sekarang hanya berkhalwat di tempat-tempat sunyi, berpakaian kumuh, meninggalkan pekerjaan, bahkan menelantarkan keluarganya. Saudaraku yang bernama `Ashim bin Ziyad Al-Haritsi ini selalu mengatakan: `Semua itu aku lakukan semata-mata hanya ingin mendekatkan diri kepada Allah Swt.' Apakah sikap dan perbuatan saudaraku itu benar?”

Ali bin Abi Thalib meminta agar `Ashim dihadirkan ke hadapannya. Di depan `Ashim, khalifah berkata agak kasar, “Wahai `Ashim, orang yang telah memusuhi dirinya sendiri! Sungguh setan telah memperdaya akalmu. Mengapa engkau telantarkan anak dan istrimu dengan alasan ingin mendakatkan diri kepada Allah?” “Apakah kau kira bahwa Allah yang menciptakan alam semesta beserta seluruh kenikmatannya itu tidak rela jika kau gunakan kenimatan itu secara tepat? Demi Allah, tidak begitu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah!”

Merasa terpojok, kemudian `Ashim menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, aku lakukan semua ini semata-mata karena ingin meniru kezuhudan dan kesahajaanmu.
  • Engkau hidup susah, akupun demikian.
  • Engkau berpakaian kasar, akupun meniru.
  • Engkau cukupkan dengan makan sekeping roti, akupun mencontohmu. - Engkau adalah panutanku, wahai Amirul Mukminin.”


Menghadapi jawaban `Ashim, Ali mencoba untuk mengklarifikasi dan mendudukkan persoalan pada tempatnya. Ia berkata, “Wahai `Ashim, aku berbeda dengan kamu.
  • Aku memegang kekuasaan khilafah kaum Muslimin, sedangkan kamu tidak.
  • Di bahuku terpikul amanat yang amat berat, sedangkan kamu tidak demikian.
  • Aku mengenakan jubah kepemimpinan, sedangkan kamu adalah rakyat yang aku pimpin.”

“Tanggung jawab seorang pemimpin di hadapan Allah itu teramat sangat berat. Allah mewajibkan para pemimpin untuk berbuat adil kepada setiap rakyatnya, sedangkan rakyat yang paling lemah adalah standar bagi dirinya.

Seorang pemimpin selayaknya hidup seperti rakyatnya yang paling sederhana agar tercipta solidaritas dan perasaan senasib seperjuangan.

Oleh karena itu, di bahuku ada kewajiban yang harus kutunaikan, sedangkan di bahumu ada kewajiban lain yang harus engkau laksanakan.”

--- Pada saat sekarang sikap Ali bin Abi Thalib tersebut dijadikan teladan oleh siapa yaaaa?

Ada pepatah Belanda yg menjadi motto KH Agus Salim - LEIDEN is LIJDEN - kedua kata tersebut dibacanya sama artinya berbeda, artinya "Memimpin adalah Menderita"

Dennis Thatcher suami Perdana Mentri Inggris Margaret Thatcher adalah seorang pengusaha kaya raya, sehari-harinya memakai mobil Roll Royce, mobil termahal di dunia. Tetapi saat mengetahui istrinya terpilih menjadi PM Inggris, Dennis Thatcher menjual Roll Royce nya dan menggantikannya dengan Land Rover, mobil rakyat Inggris yg menurut ukuran Inggris adalah mobil sederhana, "mobil sejuta umat" rakyat Inggris.

Saat Margaret berhenti menjadi PM Inggris, Dennis kembali mengganti mobilnya menjadi Roll Royce kembali.

Dennis yang katanya kapir justru mencontoh Ali bin Abi Thalib. Berbeda dengan yang disini, para wakil suara tuhan saat sebelum menjadi wakil suara tuhan adalah kere blasss, namun saat diberi kepercayaan justru hidupnya berubah bertingkah dan bergaya hidup konglomerat dengan biaya negara, yang tadinya untuk bisa makan daging saja mesti menabung uang makan 3 hari, itupun daging yang disuir suir, setelah jadi pemimpin saat dihidangkan steak daging segede piring, makannya sesuap, sisanya dibuang sambil caci maki kayak Mateo juri masterchef, yang disangkanya sikap barbar bule tersebut keren.

Yang tadinya ongkos angkotpun nggak punya, sekarang bisa jalan-jalan gratis ke luar negri dengan biaya negara, alasannya studi banding, bisa punya fustun ABG, alesannya sunnah. Mobil butut yang belinyapun nyicil, sekarang jor-joran pamer mobil mewah diantara mereka, yg semua mobil pemimpin Eropa pun akan kalah.

Yang tadinya jarang punya duit, sekarang sekalipun sudah berlebih masih merasa kurang hingga perlu ambil duit negara dengan alesan duit yang diambil adalah ghanimah dari negara thagut, atau bikin anggaran ngarang untuk partai dengan alasan duit rakyat.


Share This Post :

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2015 suara-onlin.
Design by Creating Website and CB Design