Sandal Selen - suara-onlin
Home » » Sandal Selen

Sandal Selen

Posted by Unknown
suara-onlin, Updated at: December 23, 2016

Sandal adalah peranti kecil tapi dibutuhkan semua orang.

Mulai dari anak kecil, remaja, orang dewasa, rakyat biasa, pedagang, tukang becak, pejabat, ibu-ibu, bapak-bapak, simbah-simbah, bahkan presiden pun butuh sanadal.

Kemanapun kita pergi, hendaknya memakai sendal untuk menghindari kontak langsung antar telapak kaki kita dengan tanah atau dinginnya lantai dan menjaga kaki kita agar tidak menginjak yang belok sehingga kaki tetap cling dan suci.

Sebagian orang pun tidak hanya memperhitungkan fungsi utama sendal itu sendiri, tapi sekarang juga memperhatikan style. Dan sekarang pun model sandal semakin bermacam-macam.

Ada yang berhak puluhan centimeter, ada yang tipiiis, ada yang bahannya dari karet, plastik, kayu, bahkan kain flanel yang dalam pandangan saya kalau kena air jadi mrembes nggak rupo. Sekarang juga ada sandal yang tulisannya aneh-aneh-aneh. WOLES, I love you, dan apalah yang lain. Ada juga sandal yang antara kanan dan kiri warnanya beda. Anti mainstream katanya. Tapi ada sebagian kalangan yang tidak terlalu mempermasalahkan style dalam bersandal, atau itu malah style tersendiri?



sandal selen.

Santri, mbak-mbak atau mas-mas pondok di sebagian besar pondok pesantren yang saya temui, biasanya tidak asing lagi dengan istilah sandal selen. Mereka sering bahkan hampir selalu memakai sandal selen disetiap kesempatan di dalam lingkungan pondok.

Sebenarnya apa sih sandal selen itu?? Selain bisa dilihat dari berbagai kategori: selen warna dan corak. Yang kanan merah bunga-bunga, yang kiri item gambar tengkorak. Pasangan yang kurang serasi. Selen merek, sisandal kanan mereknya paijo, yang kiri merek Gracia. Itu juga kurang pas.

Selen ukuran. Kenyamanan berjalan juga ditentukan oleh pasnya ukuran kaki dan sandal, kalo kaki biasanya pake sandal ukuran 38, tapi kalo yang kiri pake ukuran 35, yang kanan pake ukuran 40, bahaya. Sikhawatirkan kaki kiri akan lecwt, dan sandal yang kanan bisa kepidak-pidak kancane bahaya.

Selen ketebalan, anda ingin terlihat tinggi? Meskipun badan pas-pasan? Munkin menggunakan sendal hak tinggi bisa menjadi solusi alternatif. Tapi kalo kanan kiri tingginya beda? Yang kanan high-heel berketinggian 15 cm, yang kiri sandal jepit swallow srampat abang yang sudah tipis sampai kelihatan merah-merahnya. Selain itu menyakitkan mata yang memandang, tapi juga terasa njomplang untuk berjalan, dan menjadi tidak seimbang saat berjalan.

Selen jenis kelamin. Meskipun sandal nggak ada jenis kelaminnya, tapi sebagian besar orang bilang kalau ini sandal cowok dan ini sandal cewek. (maksudnya untuk cewek / cowok) yang lebih aneh kanan semua, atau kiri semua, pokoe ra pas kanggo sikil -__-. Dalam situasi tertentu memang kadang kita tidak memerhatikan mana yang kanan dan mana yang kiri. Jadinya malah kanan semua, atau kiri semua. Weleh.

Lalu bagaimana bisa adanya sandal selen seperti di atas ?

Sebagian besar santri yang datang ke pondok pertama kali pasti membawa sandal sendiri. Setelah beberapa waktu di pondok, sandal tersebut akan bergabung dengan sandal yang lain yang sudah selen. Mungkin karena kurang kehati-hatian si pemilik sandal , sandal tersebut yang tidak selen akan mencari pasangan lain yang sebenarnya tidak serasi dengan dirinya.

Sebenarnya peristiwa sandal selen ini sangat dekat dengan kasus GHOSOB. Menurut saya, ghosob sudah menjadi habit yang luar biasa terjadi di sebagian pondok. Tidak hanya sandal yang dighosob, tapi sebagian besar kasus ghosob yang saya temukan adalah sandal. memang, ghosob itu hanya memakai tanpa izin dalam waktu yang tidak lama, tapi jika kejahatan ini dibiarkan terus menerus, bisa berakibat sangat fatal.

Misalnya begini. Si A mau ke musola. Dia nggak punya sandal karena dia juga korban perghosoban. Lalu dia asal make sandal yang ada di dekat pintu. Memang dia berangkat memakai sandal yang serasi. Setelah dia hendak keluar dari musola, dia tadi lupa pakai sandal apa, asal pake, yang kanan memakai sandal yang tadi, yang kiri memakai sandal yang lain, karena mungkin kesampar-sampar. Hoho...Itu baru sepasang sandal. Lalu bagaimana kalau itu terjadi pada banyak pasang sandal? Misal ada 100 pasang sandal, mungkin bisa menjadi 100 pasang sandal yang berbeda-beda. Waw.

Tapi yang lebih ngeselin kalo kita udah mengamankan sandal kita di tempat yang legal, rak misalnya, kok ya masih ada yang ghosob sandal kita. Apa perlu kita tulisi DONT GHOSOB! Gitu? Tapi meskipun ada tulisannya kayak gitu mungkin kalo udah jadi kebiasaan ya tetep aja dighosob. Lalu pas kita mau pakai sandal itu buat pergi, eh sudah dighosob orang, kita nggak punya sandal lain, terus lagi nggak ada orang disitu yang bisa dipinjem, lagi keburu-buru, ya sudah, perghosoban terjadi lagi! Lalu nanti siapa yang nggak ghosob?

Ada pelaku ghosob yang sedikit bertanggung jawab dengan mengembali-kan sandal ke tempat semula dalam keadaan baik. Apalagi kalo diselipkan tulisan “makasih nggeh mbak sandalnya J “ghosob yang lebih bijak. Lalu, tersangka yang ngawur? Sudah ngghosob, sandal kotor nggak dibersihkan, ditaruh di sembarang tempat, malah pedot barang. Ya kalau si pemilik sandal lapang dada, kalau malah misuh misuh terus disumpahin kakine kesandung? Naudzu billah.. dan akhirnya ujung-ujungnya ya tadi, lahirlah sandal sandal selen yang nanti lama lama menumpuk di pinggiran tanpa pemilik yang jelas (si empunya udah males ngrusin karena sandalnya nggak ada pasangannya)

Lalu, bagaimana solusi yang tepat???
Menurut saya, hal ini tidak bisa dibiarkan terus menerus. Guna mencegah hal yang tidak diinginkan. Jadi, langkah utama yang harus kita lakukan adalah JANGAN GHOSOB. Kalau nggak punya ya pinjem dan dijaga. Minimal harus punya sandal cepit buat sekedar pergi ke KM, dapur, warung, atau tempat manapun di sekitar pondok. Setelah punya, ada baiknya diberi nama agar tidak tertukar, dijaga dan ditata rapi di tempat yang cucok. Sehingga kasus sandal selen bisa terkurangi. Aamiin

Semoga tulisan ini bermanfaat. Stop ghosob! No Selen ! cling J Mohon maaf dan Maturnuwuuuunnn

Share This Post :

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2015 suara-onlin.
Design by Creating Website and CB Design