Artis Narkoba dan Gaya Hidup Era 1995-1999 - suara-onlin
Home » » Artis Narkoba dan Gaya Hidup Era 1995-1999

Artis Narkoba dan Gaya Hidup Era 1995-1999

Posted by Unknown
suara-onlin, Updated at: March 27, 2017

Kala itu kita kost bareng-bareng di jalan Antena V Radio Dalam Jakarta Selatan, jarak rumah kost kita dengan studio Hijau Anang Hermansyah kurang lebih 100 meter.

Dirumah Pak Hamdan Pensiunan mantan pegawai radio RRI kita kost rame-rame. Kala itu ada Thomas Gigi, Pay, Dewiq dan Indra Q mantan Slank. Almarhum Rony (operator). Selain yang kost disitu, sering kali kedatangan tamu macam Ari Laso, Erwin Prast dan banyak lagi selebritis terkenal kala itu. Untuk hal narkoba saat itu baru putaw dan ektasi yang ngehit. Sabu belum masuk.

Mereka sengaja kost di Antene karena fasilitas studio Anang terbilang lumayan bagus. Kost dan makanan boleh ngutang, khususnya di warung Parlin, Mbak Par, dan Mbak Mar. Termasuk sewa studio, bisa juga ngutang. Karena Anang alumni potlot, maka studio bisa di bayar mundur, atau kompromi sama produser.

Selter Studio Hijau

Musisi yang terjerat narkoba pada waktu itu sering menjadikan studio hijau sebagai "tempat transit". Terlebih kalau cash bon belum turun dan gak bisa bayar sewa kost, mereka tidur kruntelan bareng Sodiq, Wari dan Gembes distudio. Sering kali Anang datang marah-marah karena studionya dipakai "terminal" orang sakauw.


Dari kumpul dan berbaur dengan mereka, sedikit banyak kita paham dengan peredaran dan perdagangan narkoba. Kadang harus jadi regu palang merah untuk menolong para pecandu itu sakauw. Termasuk ngontak para bandar.

Tak jarang mereka bikin repot. Mereka sakit yang dibuat sendiri. Kadang kita tolong salah, gak ditolong ya kasihan.

"Jadi, kalau sekarang ada yang bilang anaknya adalah korban para bandar, itu bullshit... hanya mau menghindar dari kesalahn." Sebab ciri pemakai bisa dilihat, minimal kita bisa curiga.

Para bandar narkoba itu memang canggih melakukan pendekatan. Tidak ada paksaan, mereka itu sama dengan pedagang barang ditoko retail atau mall biasa. Hukumnya dagang murni.

Mereka mengenalkan dagangannya dengan model waktu promo. Awalnya mereka dikasih gratis, tergantung berapa lama calon pecandu itu mengalami sakauw (ketergantungan). Dan para bandar mengenalkan barang laknat itu melalui sales-sales, ya mereka yang sedang kecanduan itu. Lumayan dapat barang gratis dan akan dapat teman yang nanti bisa beli patungan paket hemat (pahe).

Melihat kasus Ridho Rhoma yang saat ini sedang hot disemua media. Maka, jadikan pelajaran buat semuanya. Jangan pandang mereka sebagai korban, sebab para pecandu narkoba, adalah orang yang pandai memanipulasi situasi dan kondisi lingkungan.

Bayangkan, selama 2 tahum tidak dapat terdeteksi oleh orang dekat. Itulah pandainya kemampuan manipulsai mereka. Para pecandu biasanya berkomunikasi dengan orang "seperjuangan", orang yang sama-sama pemakai.

Mereka sangat sulit bergaul dengan orang yang bersih. Mereka bisa kumpul, namun biasanya tidak lama. Mereka akan kembali kumpul sama komunitasnya lagi.

Tahun 1999-2000

Tahun-tahun itu saya menyaksikan titik balik bagi Ibdra, Pay dan lain-lain. Mereka mencari jalan sembuh karena narkoba sudah menghimpit dan menyiksa hidup mereka. Indra dirawat dr Al Bahri dari RSKO Fatmawati dan therapis alternatif. Pay, Bimbim, Kaka dirawat oleh Sinshe Candra Pulo Mas.

Mereka bergerak untuk sembuh tidak nunggu ditangkap Polisi, tetapi sembuh atas kesadaran sendiri. Alahamdulillah mereka semua sudah menjadi orang bersih. Jadi, kalau ada yang tertangkap polisi lalu meminta Polisi agar direhab. Itu mah, modus....!

Semoga bisa jadi pelajaran kita semua. Narkoba bisa masuk kelingkungan mana saja, kalangan apa saja. Pelajari dan awasi dengan siapa keluarga kita bergaul. Karena dari pergaulan dikomunitas tertentu itulah barang haram itu diperkenalkan dan mudah didapat. Semoga bermanfaat

Sumber: Ustadz Masamsyul Huda

Share This Post :

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2015 suara-onlin.
Design by Creating Website and CB Design