Kisah Inspirasi: Mbah Sadiyo Tukang Pulung yang Dermawan - suara-onlin
Home » » Kisah Inspirasi: Mbah Sadiyo Tukang Pulung yang Dermawan

Kisah Inspirasi: Mbah Sadiyo Tukang Pulung yang Dermawan

Posted by Unknown
suara-onlin, Updated at: March 06, 2017

Selain Tambal Jalan Berlubang, Mbah Sadiyo Juga Hidupi Anak Yatim


Selain menyisihkan penghasilan untuk menambal jalan berlubang, Sadiyo Cipto Wiyono (65) harus menghidupi cucunya. Cucunya adalah anak yatim-piatu.

Wibowo Rafi Pandu Jaladara merupakan anak dari putri ketiga Sadiyo, Fitri. Fitri dan Suaminya telah meninggal dunia karena sakit. Sebelum meninggal, Fitri menderita penyakit radang lambung.

"Anak saya empat. Yang nomor tiga sudah meninggal. Sekarang anaknya tinggal sama saya. Dia sudah kelas 6 SD," kata Mbah Sadiyo di sela-sela kegiatannya menambal jalan berlubang di Desa Gondang-Tunjungan, Kamis (2/3/2017).


Mbah Sadiyo tinggal bersama istrinya, Tumirah, di Dukuh Grasak RT 42 RW 11 Desa/Kecamatan Gondang, Sragen. Sedangkan tiga anaknya bekerja di Bekasi. Menurut dia, anak-anaknya selalu mengirimkan uang untuk setiap bulan. "Sedikit-sedikit ya tidak masalah. Saya syukuri," ujar dia.

Sehari-sehar, dengan becaknya, Mbah Sadiyo berkeliling untuk mengumpulkan rongsokan. Dalam seminggu, ia mengaku mendapatkan Rp 100 ribu. Kadang 150 ribu.

Lima tahun terakhir, Mbah Sadiyo menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membeli semen. Soal pasir, kakek 7 cucu itu meminta kepada warga yang sedang membangun atau merenovasi rumah. Kadang diberi, kadang tidak. Aktivitas sosial itu tetap berjalan.

Merespons Aksi Mbah Sadiyo, Bupati dan Warga Tambal Jalan 1,5 Km


Jalan di Sragen, Jawa Tengah, rusak di banyak titik. Sampai-sampai ada yang beraksi sendirian menambal jalan berlubang, seperti Sadiyo Cipto Wiyono (65) atau Mbah Sadiyo. Hari ini, Jumat (3/3/2017), Bupati Kusnidar Untung Yuni Sukowati merespons.

Bersama pejabat, PNS, perangkat desa, personel TNI-Polri, dan warga sekitar Pungkruk, Sragen, Yuni-panggilan akrab Kusnidar Untung Yuni Sukowati, menambal jalan rusak sepanjang 1,5 km di pintu tol jalan Pungkruk, Kecamatan Sidoarjo.

Jalan di kawasan itu memang rusak parah. Selain faktor cuaca, jalan rusak karena tonase. Truk, mobil pribadi, hingga angkutan umum melintas di jalan tersebut.

Aksi tambal jalan berkubang ini diikuti ratusan orang sejak pagi. Cuaca cerah mengiringi. Dalam waktu 1-2 jam, jalan berlubang jadi mulus.

Yuni mengatakan insfrastruktur memang jadi persoalan tersendiri di wilayah. Sempat ada guyonan 'jeglongan sewu' atau lubang seribu via media sosial. Istilah ini merujuk pada banyaknya jalan rusak di Sragen.

Sedangkan di Gindang, Sragen, Mbah Sadiyo beraksi sendirian menambal jalan berlubang selama 5 tahun terakhir. Dia tak sedang mengkritik siapa pun, hanya berupaya agar tidak ada orang yang celaka karen terjerembab. Kakek 7 cucu yang berprofesi sebagai pemulung itu pernah jatuh di jalan berlubang. Untungnya, tak berakibat fatal.

Sejak saat itu, Mbah Sadiyo menyisihkan penghasilan untuk menambal jalan. Aksi tersebut dilakukan hingga saat ini.

Mbah Sadiyo Diundang Bupati Yuni, Begini Momen Pertemuannya


Bupati Sragen, Kusnidar Untung Yuni Sukowati, memimpin kerja bakti menambal jalan yang serentak dilakukan di 20 Kecamatan, Jum'at (3/3/2017). Yuni, panggilannya, berkeliling untuk memantau kegiatan tersebut.

Salah satu lokasi yang ia pantau adalah di Desa dan Kecamatan Gondang. Di situ, Yuni sekaligus ingin menemui Cipto Wiyono Sadiyo, pemulung yang menyisihkan penghasilannya untuk menambal jalan. Namun ternyata Mbah Sadiyo sedang tidak ada di rumah.

Siang harinya, Mbah Sadiyo diundang ke kantor Bupati Sragen, jl Sukowati Sragen. Mengenakan keneja batik coklat dan peci hitam, Sadiyo menemui Yuni. "Tadi dijemput pak Camat sama Pak Lurah. Sampai di sini langsung minta maaf, dikira mau saya marahi," kata Yuni dihubungi detikcom.

Yuni mengaku telah mendengarkan kisah Mbah Sadino secara langsung. "Memang orangnya tulus, tidak ada tendensi apa-apa orangnya. Justeru kami dari pemkab Sragen berterima kasih karena ada orang yang peduli dengan kondisi sekitar," ungkapnya.

Dalam lima tahun terakhir, Mbah Sadiyo menyisihkan sebagian penghasilan yang tak seberapa untuk menambal jalan berlubang. Kakek 7 cucu yang berpropesi sebagai pemulung itu mengaku lupa berapa banyak jalan yang sudah di tambalnya.

Ditanya Bupati Yuni Ingin Hadiah Apa, Mbah Sadiyo: Ayam.

Sadiyo Cipto Wiyono (65), pemulung yang menyisihkan penghasilannya untuk menambal jalan berlubang, mendapat kesempatan untuk bertemu pejabat tertinggi di tempat tinggalnya, yakni Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Saat ditanya hadiah apa yang dia harapkan, jawabannya sederhana.

Mbah Sadiyo, sapaan akrabnya, tiba di kantor Bupati Sragen bersama istrinya, Tumirah, Jumat (3/3/2017). Mereka dijemput oleh Camat dan Lurah Desa Gondang.

Yuni, saat dihubungi detikcom, mengatakan telah mendengar kisah inspiratif dari Mbah Sadiyo. "Sambil bercanda tadi saya tanya pengin hadiah apa mbah? Dia jawab apa saja mau. Saya tanya lagi, ternyata Mbah Sadiyo ingin beternak ayam," kata Yuni.

Atas permintaan tersebut, Yuni mengaku menyanggupi permintaan Mbah Sadiyo. "Di Gondang itu kebetulan dikembangkan sistem pemberdayaan masyarakat. Justru nanti bisa sekalian diberi pendampingan. Nanti berapa ayam yang dibutuhkan akan kita kasih," ujarnya.


Mbah Sadiyo memulai kegiatannya menambal jalan sejak 2012 silam. Dia menyisihkan sebagian penghasilannya dari memulung untuk membeli semen. Kakek berusia 65 tahun itu menambal jalan seorang diri.

"Saya niatkan untuk ibadah. Ada orang yang ingin ikut membantu karena mengira saya dapat proyek dari DPU (Dinas Pekerjaan Umum). Tapi setelah tahu tidak ada bayarannya, dia langsung pergi," kata Sadiyo.
Semoga jadi inspirasi buat kita.

Sumber: www.detik.com

Share This Post :

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2015 suara-onlin.
Design by Creating Website and CB Design