Tradisi Kawin Lari - suara-onlin
Home » » Tradisi Kawin Lari

Tradisi Kawin Lari

Posted by Unknown
suara-onlin, Updated at: February 25, 2017


Melarikan calon pengantin perempuan adalah hal lumrah dalam tradisi kawin di Nusantara tempo dulu.

Seorang laki-laki melarikan perempuan pujaanya karena beberapa alasan:

1. Tidak mendapat restu orang tua, keluarga besar, atau masyarakat adatnya; 2. Perbedaan kasta antra perempuan dan laki-laki, biasanya biasanya perwmpuan memiliki kasta lebih tinggi; dan 3. Orang tua, keluarga beaar dan masyarakat adat ingin menguju "kegagahan" laki-laki calon mantunya.

Melarikan anak perempuan karena alasan "kegagahan" terjadi pada masyarakat Jawa dan Sasak tempo dulu. Bagi masyarakat Jawa dan Sasak, meminta anak perempuan tidak sama dengan meminta ayam, begitu meminta langsung diberi ayam.

Seorang laki-laki harus menunjukan keuletan kulitnya, kemampuan kanuragaannya, dan kecerdikan dalam menyembunyikan anak perempuan yang diculiknya. Keberhasilan menculik anak perempuan menunjukan bahwa laki-laki tersebut bisa bertanggung jawab.

Kawin jenis itu oleh masyarakat jawa disebut dengan Gandarwa Wiwaha. Orang Sasak menyebutnya dengan istilah Menarik, melarikannya sendiri disebut Memaling.

Suku Batak Toba memyebut Mangalua, sedangkan Batak Angkola dan Mandailing menyebut jenis kawin lari dengan Marlojong. Konon tradisi ini juga ada di masyarakat Minangkabau, lampung dan banyak suku lain di Nusantara.

Banyak kakawin yang ditulis oleh kawin zaman dulu bercerita tentang kegagahan para kesatria menculik perempuan-perempuan pujaan hatinya.

Cerita tentang Rukmini dari Negeri Kundina yang dilarikan oleh Krisna terdapat dalam kakawin Kresnayana. Kisah Sundari diculik oleh Abhimanyu terdapat dalam kakawin Ghatotkacasraya. Subadra diculik Arjuna terdapat dalam Kakawin Parthayana.
Selamat melarika diri..ups. Hehehe

Share This Post :

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2015 suara-onlin.
Design by Creating Website and CB Design