Islam Yang Lepas Kendali - suara-onlin
Home » , , » Islam Yang Lepas Kendali

Islam Yang Lepas Kendali

Posted by Unknown
suara-onlin, Updated at: November 24, 2016


Oleh: Ustadz Fauzan Anwar
The choice between what we take and what we leave should emerge from a vision -- "an Islamic ideology capable of giving Muslims freedom, social justice and of interacting with other religions, cultures and ideologies.” -Hassan Hanafi

Pada hakikatnya Islam lahir sebagai pembela ummat yang dilemahkan (mustadhafin) hal ini ditandai dengan bukti sejarah bahwa pada awalnya islam dibawah kepempipinan Nabi Muhammad dan khulafau rasyidin islam selalu bergerak dan berada di garda depan untuk memberikan perlawanan terhadap kesewenangan.

Namun dewasa ini realitas dunia islam sendiri mengatakan lain pada kita. Bahwa perkembangan islam saat ini telah jauh dari apa yang dicita-citakan oleh Nabi muhammad saw. Islam justru semakin berkembang diluar kendali umat muslim itu sendiri. Islam nampak seperti kehilangan arah dan tujuanya terlebih lagi jika dikaitkan dengan konstalasi politik dunia saat ini yang kebanyakan masih mengangap islam sebagai “common enemy”.

Gerakan dan modernisasi pemikiran yang dilakukan orang-orang semisal Al Afghani, Abduh dan Ridha yang mendambakan kejayaan islam pada masa kemaasan, nampaknya tidak sesuai harapanya. Islam yang memiliki banyak sekali khazanah-khazanah dan keilmuan yang tinggi dalam berbagai bidang kini hanya terasa dan nampak bayanganya saja.

Dr Muhsin Abdul Hamid dalam kitabnya At tajdid al fikri al islam mengatakan bahwa banyak diantara kaum muslim keliru mebedakan apa itu islam dan apa itu pemikiran islam. Yang mana kebanyakan orang sering kali mensakralkan pemikiran, bukan islam nya itu sendiri. Hal yang dimana ia adalah produk hasil dari pemikiran islam acap kali dianggap sebagai kebenaran mutlak, ataupun dianggap bid’ah dalam agama. Begitu pun sebaliknya. Hal yang pada dasarnya adalah tradisi, diangap sebagai bagian dari tubuh Islam yang tak bisa dilepaskan.

Meskipun demikian yang perlu dicatat adalah bahwa adanya turats-turats atau khazanah itu sendiri tidak terlepas dari dua sumber utama epistemologi islam yaitu alquran dan al hadis. Yang dimana dari dua hal tersebutlah berbagai macam aliran pemikiran lahir dan berkembang mengikuti arus kebudayaan yang berbeda-beda.

Tak terlepas dari persoalan tersebut identiitas islam dewasa ini kebanyakan lebih beralih kepada sistem politik yang dimana lebih banyak mengangkat isu-isu identitas sektarian. Hal seperti ini sebenarnya sudah mulai tercium benih-benihnya sekitar 20 tahun pasca Nabi muhammad wafat. Namun hal seperti ini masih bisa diatur dalam koridor yang memungkinkan.

Di milenium ketiga ini Islam terasa “escape from reality”. Kaum muslim merasa tergerakan hanya saja ketika ada orang yang menistakan agama islam secara cangkangnya saja seperti contoh kasus ahok dan demonstrasi yang telah berlangsung selama dua jilid.

Beberapa corak pemikiran islam secara umum pada beberapa dekade terakihir ini muncul dan berkembang ke permukaan Seperti Islam Sekularisme liberalisme, Islam Postradisionalisme, Islam progresifisme dan lainya. Hal tersebut lahir dan berkembang mengikuti arus perkembangan zaman. Hal tersebut patut diaapresiasi karena adanya keinginan untuk merevitalisasi ajaran islam itu sendiri. Namun sayangnya persoalan tersebut sering dijadikan sebagai pokok permasalahan yang terlalu diperdebatkan dalam ranah intelektual saja.

Adanya beberapa corak pemikiran islam tersebut mesti kita kembali pada esensi islam itu sendiri. Yaitu elan vitalnya terhadap nilai-nilai ketuhanan yang berbasis kemanusian.

Dalam hadis Nabi saw juga dikatakan. “Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran hendaklah ia mencegah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika tidak mampu, hendaklah mencegahnya dengan lisan. Jika tidak mampu juga, hendaklah ia mencegahnya dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman” (Shahih Muslim: 70).

Hadis demikian mengatakan bahwa selain dalam ranah inteletual saja islam mesti bergerak melawan penindasan dan kemungkaran.

Kalau kita baca kembali khazanah-khazanah keilmuan islam kita pasti menemukan spirit Islam yang begitu sangat sosio ekologis terhadap keberadaan manusia. Bagaimana didalam fiqih diatur sedemikian rupa tentang air, tanah, waris,pernikahan, pidana dan lain sebaginya. Hal itu menunjukan bahwa islam begitu sangat universal. Karena Alquran sendiri dikatakan bahwa ia “shahih li kulli zaman wal makan”.

Persoalan Islam yang lebih konsen mengurusi cangkangnya saja ini menjadi problem serius bagi dunia Islam. Lahirnya ISIS dan gerakan-gerakan kedazliman yang ‘berbasis agama’ adalah salah satu contoh yang saya maksud sebagai islam cangkang yang lepas kendali.

Penistaan perampasan terjadi dimana mana dibelahan dunia ini. Namun sayangnya mereka para penguasa dan para pembela islam hanya konsen pada baju islamnya saja. Ketika para kapitalis dengan rakusnya mengambil hak kelas para pekerja dengan cara yang bathil? Bukankah itu menistakan Al-Baqarah ayat 188? ketika perusahaan-perusahaan hendak merusak pegunungan dan lautan Tidakkah itu menistakan surat Al-A’raf ayat 56?

Semoga kita diberi anugrah oleh allah swt untuk mampu melihat islam bukan hanya dari cangkangnya saja agar Islam tidak lepas kendali.


Share This Post :

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2015 suara-onlin.
Design by Creating Website and CB Design