Sulit Menerima Kenyataan adalah Salah Satu Masalah yang dihadapi Umat Islam - suara-onlin
Home » , » Sulit Menerima Kenyataan adalah Salah Satu Masalah yang dihadapi Umat Islam

Sulit Menerima Kenyataan adalah Salah Satu Masalah yang dihadapi Umat Islam

Posted by Unknown
suara-onlin, Updated at: November 15, 2016




Yang bikin teror ini itu juga bajingan yang beragama Islam.

Yang korup juga. Yang jual hak guna hutan ke para cukong ya penguasa muslim juga. Ini realistis karena ini bagian dari resiko sebagai mayoritas sebagaimana bajingan di Amrik juga pemeluk agama mayoritas. Apakah Islam ini jelek? Sebagai agama jelas tidak. Sebagai muslim tentu kita mengatakan agama kita nomor satu.

Perilaku pemeluknya yang bertentangan dengan nilai-nilai agamalah yang "merusak" Islam itu sendiri. Apa yang saya maksud dengan sulit menerima kenyataan? Lihatlah, ayo kita lihat baik-baik, dalam setiap aksi pengeboman di tanah air selalu ada teori konspirasi bahwa bom ini itu adalah "konspirasi ", "ulah intelijen", "pengalihan isu", dan entah teori apa lagi.

Padahal kita tahu Bom Kedubes Filipina, Bom Bali 1 dan 2, Bom Marriot, Bom Ritz Carlton, Bom Bunuh Diri di Polresta Cirebon, Bom Thamrin, Bom Polres Solo, dan berbagai pengeboman lainnya pelakunya ya saudara-saudara kita yang mengidap penyakit jiwa. Konspirasi? Hahaha, lha wong terorisnya bikin video pengakuan sebelum bertindak kok, sebagian bikin surat pernyataan dan wasiat. Mereka bangga dengan "jihad" nya.

Ayolah, akuilah, ada sebagian saudara-saudara seiman kita yang sinting dan melakukan pembusukan ayat al-Qur'an melalui tindakan bar-barnya. Sebagian malah bangga dengan aksinya. Tak percaya? Lihatlah berbagai statemen sebelum maupun sesudah aksinya. Tak perlu lagi menutupi borok ini, tak usah lagi menyebarkan kabar bohong untuk mengarang cerita konspirasi. Tak perlu menuduh ini itu, konspirasi ini itu toh korban-korban yang berjatuhan mayoritas orang Islam juga. Paham kan sayang? Pelaku muslim, dan mayoritas korbannya juga muslim.

Di Indonesia, Timur Tengah, Pakistan, Afganistan, Libya, Sudan dan Somalia, jumlah kaum muslimin yang terbunuh dan terusir dari kampung halamannya bukan diakibatkan oleh epidemi, melainkan oleh sesama umat Islam sendiri.

Mau protes atas statemen saya? Silahkan! Beberapa minggu lalu Saudi Arabia mengebom perayaan duka cita sebuah keluarga di Yaman, 135 warga sipil tewas, 450 terluka. Saya berharap ada aksi demo kaum muslimin di Indonesia sembari mengutuk tindakan keji ini, atau mengumpat tindakan keji ini melalui khutbah Jumat (seperti yang biasa dilakukan khatib Jumat di era Jokowi ini), lalu muncul ustadz yang menangis di tivi sambil memohon agar Saudi menghentikan brutalismenya, sayang sepi. Hening. Padahal 135 tewas dan 450 yang terluka itu muslim, bukan kambing!

Ya, masalah kita adalah sulit menerima kenyataan. Ketika ada aksi penusukan pastur di Medan beberapa waktu lalu, ramai tersebar kabar jika pelakunya adalah orang Kristen sesuai KTP-nya. Kabar ini dishare rame-rame, termasuk oleh ustadz dan habaib via WA dan Facebook sambil mengumpat. Lalu terbukti pelakunya muslim, ayah ibunya meminta maaf di hadapan pers atas ulah anaknya.

Kini di Bom Gereja Samarinda modusnya juga sama. Ada isu pelaku non-muslim, padahal jika merujuk pada keterangan aparat, pelakunya juga jaringan lama teroris Indonesia. Jadi, ayolah bersikap fair. Ayolah kita akui ada saudara-saudara kita yang sakit jiwa. Tak perlu mengarang cerita untuk menutupi borok umat Islam yang memang butuh disembuhkan.

Fokuslah pada nasib korban dan penderitaan keluarga korban, tak usah mengada-adakan sebuah fakta dan merekonstruksi sebuah kronologi yang seringkali ditambahi fitnah dan kebohongan.

Sebab para korban pemboman dan penembakan yang dilakukan oleh teroris ini mayoritas juga kaum muslimin. Tak hanya di tanah air kita, tapi juga di berbagai negara lainnya. Itulah kenyataannya. Daripada sibuk menyalahkan pihak lain, saya kira introspeksi adalah langkah terbaik. Penulis: Sayyid Rijal Mumaziq Z

Share This Post :

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2015 suara-onlin.
Design by Creating Website and CB Design