Coba anda perhatikan lebih dekat, benda apa yang ditangan Ahok? Itu adalah buku Guru Sejati Hadratussyaik Hasyim Asy'ari.
Sore itu kita diberi waktu agak panjang, tambahan waktu itu karena Ahok tertarik dengan cerita bagaimana Mbah Hasyim "meruntuhkan" komplek pelacuran Kebo Ireng. Mbah Hasyim begitu sabar dihajar dengan segala kekerasan dan intrik politik yang begitu rupa diawal perjuangan membangun Tebu Ireng.
Ahok adalah pendengar yang baik, dan begitu menghargai lawan bicara yang sedang berbicara. Dia baru bicara setelah saya selesai menceritakan kisah perjuangan Mbah Hasyim sesuai apa yang ada di Buku Guru Sejati.
Kata pertama yang keluar dari Ahok, "Pak Kadis Bina Mental, tolong buku ini dibeli secepatnya untuk dimasukkan program RPTRA. Ini buku cocok untuk melihat Islam yang sebenarnya," kata Ahok.
Selain perintah membeli buku, Ahok juga memerintahkan untuk dibuat seminar berkala dan disajikan keberbagai kalangan. Seminar baru berjalan sekali, di Balai kota DKI dibuka oleh Wakil Gubernur.
Selanjutnya saya yang kesulitan untuk berbagi waktu melanjutkan seminar berikutnya. Itu karena saya kesulitan berbagi waktu dengan urusan NU Care Lazisnu. Urusan pembenahan lembaga Zakat NU butuh kerja cepat dan kerja cerdas agar bisa menyusul ketertinggalan dengan lembaga Zakat yang lain. NU harus bisa menjadi jembatan antara si kaya dan si miskin.
Kesan yang timbul ketika selesai ketemu Ahok adalah, dia pribadi yang penuh perhatian dan tertarik dengan kisah inspiratif seperti kisah Mbah Hasyim dan Tebu Ireng.
Tulisan ini bukan bagian dari dukung mendukung dan bukan pujian bagi Ahok. Ini pengalaman yang saya rasakan dan alami secara langsung.
Seandainya saya politisi yang memiliki modal untuk menjadi pemimpin di Republik ini, saya akan meniru dan belajar dari Ahok. Saya akan ambil sisi baik dari cara memimpin Jakarta. Tidak mencuri duit rakyat. Saya banyak mengerti bagaimana oknum Dewan mencuri duit APBD DKI, karena saya bersabat baik dengan almarhum Ridho Kamaludin, Ketua PPP era sebelum H. Lulung mengambil alih.
Kebobrokan itulah yang sekarang diberangus sama Ahok. Maka, saya wajib angkat topi atas keberanian Ahok melawan oknum mafia anggaran yang sudah berurat akar di DKI Kalau politisi Islam ingin disambut baik seperti Ahok, jangan malu belajar dari Cina Kristen yang bernama Basuki Tjahaya Purnama membangun Jakarta.
Penulis: Masyamaul Huda
0 komentar:
Post a Comment