Tabir Dibalik Prostitusi dan Artis - suara-onlin
Home » » Tabir Dibalik Prostitusi dan Artis

Tabir Dibalik Prostitusi dan Artis

Posted by Unknown
suara-onlin, Updated at: February 06, 2017

Dunia Artis, dulu dikenal sebagai tandak, penari tayub, Ronggeng, dan lain sebagainya.

Sejak dulu hadir sebagai gula-gula yang menghias dunia hiburan. Yang hadir tentu orang-orang berduit, ya pejabat, sipil dan militer, pengusaha hingga pekerja rendahan yang sudah cukup senang menonton dibalik pagar pertunjukan.

Apa bedanya dengan Artis Sekarang?

Layar kaca telah merubah budaya pertunjukan, diwaktu kecil kalau mau nonton pertunjukan kita akan datang ke Taman Hiburan Rakyat (THR), disana digelar pertunjukan Srimulat, Ketoprak, Wayang Wong. Dan daya tariknya tentu ada penyanyi, Sinden dan penari wanita yang gemulai merangsang syahwat.

Sejak kasus penipuan yang disangkakan kepada Deddy Dores pada tahun 1990, saya mulai mulai masuk kehidupan selebritis Indonesia. Saya mualai ikut nongkrong di jalan Aceh Bandung, rumah Kang Denny Sabri (almarhum).

Dari rumah ini lahir artis Farif Hardja, Deddy Stanza, Deddy Dores, Niky Astria, Nike Ardila, Dian Pisesa, Meriam Belina, serta banyak lagi dan hingga era Nafa Urbach adalah artis orbitan terakhir Kang Denny sebelum akhirnya dipanggil Sang Khalik akibat gagal ginjal.

Saya melihat dari dekat, berinteraksi dengan artis dan calon artis. Rata-rata dari mereka mengidap Cinderela syndrome. Mereka dari kampung udik, kebetulan punya paras menarik, bisa nyanyi lalu kemudian atas nama cita-cita mengubah nasib, ingin membuat bangga orang tua, ingin punya rumah layak seperti artis lain yang sudah sukses.

Pengaruh media yang membangun cerita sukses artis daerah akhirnya banyak membuat gadis-gadis desa nengadu nasib didunia hiburan. Untuk mencapai tujuan yang dimaksud, mereka mau tidak mau harus ikut audisi dengan hitungan waktu yang lama, disaat menunggu sign dengan produser mereka harus menyambung hidup. Mereka harus menambah pengalaman dipanggung. Pada akhirnya, kehidupan bebas dari orang tua, hidup bersama dengan pemain band, calon model atau artis film. Selama berminggu, bulan hingga tahun mereka hidup bersama dalam keseharian, tentu hidup dengan sex bebas menjadi hal yang lumrah.

Tidak semua sukses menjadi artis seperti Niky Astria, Meriam Belina, dan lain-lain. Banyak juga yang akhirnya solo karier dan mengambil jalan pintas melalui "penghubung" artis jadi-jadian ini mulai berpetualang mencari biaya hidup dan biaya rekaman album agar namanya tercatat oleh infotainment sebagai artis.

Maka, jangan heran bila pernah membaca berita ada artis yang baru keluar satu album, kemudian pamer rumah dan mobil mewahnya di Pondok Indah. Padahal saya tahu orang itu dulu gak pernah masuk hitungan. Kiprahnya tersisih oleh artis yang nasibnya baik masuk dunia rekaman.

Ada yang berpenampilan sok alim, baru ngerti kehidupan pacaran. Pokoknya, ceritanya bersih dan bahagia. Padahal, dia dapat modal rekaman albumnya karena nikah sirih dengan anak orang kaya pengusaha di Medan.

Ada juga, artis gagal yang akhirnya sukses dinikahi oleh seorang walikota Serang. Suara bagus, wajah cantik. Tetapi peruntungan tidak ada, maka dengan sadar dia mau menjadi istri siri sang walikota dan tinggal di BSD Golf. Sekarang menjadi istri pengusaha dan melanjutkan bisnis angkutan orang tuanya, karena sang walikota itu sudah meninggal.

Kisah sukses diatas dan bombastisnya media infotainment, akhirnya membuat yang merasa dirinya cantik terjun ke dunia artis. Tekanan psikologis karena sudah disebut artis oleh media, maka dirinya memaksa harus punya tas bagus dan bermerk LV, Channel hingga Hermes. Harus punya mobil plus rumah.

Biaya hidup mahal inilah yang pada akhirnya memaksa mereka mau "dijual" oleh banci yang selalu ada disampingnya.

Faktor banci adalah kode, "bahwa kalau lu pakai artis itu, hubungi aja bancinya." Hidup didunia artis, adalah kehidupan keras, sekeras kehidupan dunia malam yang sudah kita kenal.

Kalau tidak siap dimakan, dikorbankan. Akhirnya mereka pura-pura tunduk sambil cari backing untuk melawan.

Kisah seperti Nikita Mirzani dan yang lain, ibarat gunung es. Yang bila kita ketahui akan membuat kita menangisi dengan perih. Maka, terkadang saya merinding kalau ada pengurus organisasi dan anggota Dewan terhormat bertanya, " mana, mbok saya dikenalkan artis-artisnya Mas Dhani?. Aku kan juga pingin "punya" artis."

Pengalaman mengenak sisi lain kehidupan artis, adalah mengenalkan saya pada kehidupan yang paling munafik dinegri ini. Kepura-puraan dan cara kotor siap dijalani agar sampai tujuan menjadi kaya dan terkenal.

Ketika ada wartawan senior yang begitu legend sebagai pengorbit artis film. "Kenapa mereka harus sampeyan foto telanjang dan sampeyan tiduri sebelum mereka jadi artis?,"

"O....sampeyan harus tahu. Kalau tidak dibegitukan mereka akan lupa sama kita, bahkan pura-pura gak kenal. Istilah saya sudah pindah agama."

Maka, dengan cerita ini. Mohon disampaikan kepada yang punya anak, saudara yang ingin anak gadisnya dijadikan artis. Tolong dipikirkan ulang, sebab memasukkan mereka kesana. Itu sama saja membuang mereka di terminal pada jam 1 malam. Wallahu A'lam

Penulis: Masyamsul Huda.


Share This Post :

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2015 suara-onlin.
Design by Creating Website and CB Design